Ijazah Guru Sekolah Lanjutan.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1950
Kerangka Peraturan
Peraturan Pemerintah 1950 No. 41 Peraturan Pemerintah 1950 No. 41 IJAZAH-GURU. SEKOLAH LANJUTAN. Peraturan tentang ijazah guru sekolah lanjutan. Menimbang :
bahwa guru-guru pada sekolah lanjutan umum/vak sangat berbeda lama dan isi pendidikannya sebagai aki'bat perkembangan pendidikan yang sangat luar biasa;
bahwa pendidikan guru sekolah lanjutan umum/vak seharusnya bersifat pendidikan universitit;
bahwa hal tersebut diatas sambil menunggu penetapannja dalam suatu Undang-Undang, perlu sementara diatur dalam suatu Peraturan Pemerintah;
bahwa perlu menetapkan dasar-dasar dari pendidikan guru- guru sekolah lanjutan mum/vak untuk memberi pegangan dalam usaha-usaha yang dikerjakan pada lapangan ini. Mengingat :
perkembangan sekolah-sekolah landjutan umum/vak jang tidak seimbang dengan adanja tenaga pengadjar.
usaha-usaha untuk menjesuaikan mutu pendidikan sekolah- sekolah landjutan umum/ yak dengan sekolah-sekolah sederadjat diluar negeri dengan tidak melupakan sifat-sifat kebangsaan yang harus dimiliki oleh sekolah-sekolah landjutan umum/vak tersebut.
perhubungan sekolah land.iutan umum dengan universitit yang menghendaki syarat-syarat yang tertentu untuk mahasiswa-mahasiswanya. Mengmgat Pula : Undang-Undang no; 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan, pengajaran di sekolah. Memutuskan: Dengan,mencabut segala peraturan yang mengenai Ijazah Guru sekolah lanjutan umum/vak jang terdahulu daD jang bertentangan dengan isi peraturan ini dengan tidak mengurangi peraturan-peraturan teritang. pendidikan guru sekolah landjutan umum/vak jang diselenggarakan pada universitit Negeri Gadjah Mada di Jogjakarta, menetapkan pe~turai1 idjazah j-ang memberi hak untuk mengadjar pada sekolah lan-djutan umum/vak sebagai berikut: PERATURAN lJAZAH GURU SEKOLAH LANJUTAN UMUM/VAK. BAB 1. IJAZAH GURU SEKOLAH LANJUTAN UMUM. Pasal 1. Jenjs ijasah. Untuk guru sekolah lanjutan umum diadakan tiga jenis ijazah yaitu:
ijazah guru sekolah menengah umum bagian pertama selanjutnya disebut ijazah A.
ijazah guru sekolah menengah umum bagian atas selanjutnya disebut ijazah B I.
ijazah lengkap guru sekolah menengah umum bagian atas selanjutnya disebut ijazah B Y. Pasal 2. Hak ijazah.
Ijazah A memberi hak kepada guru yang memilikinya untuk mengajar pada S.M.P. dalam tiga mata pelajaran sebagai ditetapkan dalam rencana pelajaran sekolah tersebut yaitu: bahasa Indonesia dan dua mata pelajaran lainnya yang tertulis pada ijazahnya.
Ijazah B I memberi hak kepada guru yang memilikinya untuk mengajar pada S.M.A. dalam satu mata pelajaran sebagaimana ditetapkan dalam rencana pelajaran S.M.A.
Ijazah B II memberi hak penuh kepada guru .yang memilikinya untuk mengajar pada S.M.A. dalam satu mata pelajaran sebagaimana ditetapkan dalam rencana pelajaran S.M.A.
Pasal 3
Didikan.
Idazah A, B I dan B II dapat dimiliki sesudah lulus dalam suatu ujian Negeri yang khusus diadakan untuk maksud tersebut.
Ijazah A menghendaki pendidikan lanjutan selama 1 (satu) tahun dalam tiga mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia dan dua mata pelajaran lainnya, yang tercantum pada rencana pelajaran pada S.M.P. atas dasar pendidikan S.M.A./S.G.A. atau sekolah-sekolah/kursus-kursus jang dipandang sederajat dengan itu. Selanjutnya dikehendaki dari mereka pengetahuan yang cukup tentang ilmu mendidik dan ilmu kemasyarakatan.
Ijazah B I menghendaki pendidikan keahlian selama dua tahun dalam satu mata peladjaran pokok dan pengetanuan yang cukup tentang satu mata pelajaran tambahan yang berhubungan erat dengan mata pelajaran pokok tersebut yang tercantum pada rencana pelajaran S.M.A. atas dasar pendidikan S.M.A./S.G.A. atau sekolah-sekolah/ kursus-kursus yang dipandang sedera,jat dengan itu. Selanjutnya dikehendaki dari mereka pengetahuan yang cukup tentang Bahasa Indonesia dan ilmu Mendidik.
Ijazah B II menghendaki lanjutan pendidikan keahlian selama dua tahun dalam sebuah mata pelaiaran pokok yang tertjantum pada rencana pelajaran S.M.A. atas dasar pendidikan ijazah B I.
Mereka yang mempunyai ijazah A, dapat mencapai ijazah B II dengan melalui B I atau langsung dengan ujian-ujian tambahan yang akan ditentukan oleh Men.teri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Pasa1 4. Persesuaian dengan pendidikan pada Universitit. a. Susunan pelajaran Idjazah B I berpedoman pada susunan pelajaran Baccalaureat dari Fakultit yang bersesuaian jurusan pada Universitit dan pemiliknya berhak menempuh ujian Baccalaureat dengan pembebasan/tambahan dalam ujian mata pelajaran seluruhnyja/sebagian yang akan ditentukan oleh Fakultit .yang bersangkutan. b, Pemilik Ijazah B II mempunyai hak seperti .yang tersebut dalam fasal 4 sub a dan diberi pembebasan dalam ujian doctoraal mengenai mata pelajaran yang termasuk dalam ujian ijazah B II sepenuhnya/sebagian menurut ketentuan Fakultit yang bersangkutan.
c. Susunan pelajaran Ijazah A berpedoman pada ujian Propaedeuse Baccalaureat dari Fakultit yang bersesuaian jurusan pada Universitit dan pemiliknja berhak menempuh ujian Propaedeuse dengan tambahan yang ditetapkan oleh Fakultit yang bersangkutan. Pasa1 5. Penghargaan guru-guru pada Sekolah Lanjutan Umum yang mempunjai Ijazah A, B I dan B II akan ditetapkan dalam sebuah Peraturan Pemerintah. Pasal 6. Rencana pelajaran. Luas dari tiap-tiap mata pelajaran untuk tiap-tiap jenis ijazah guru sekolah lanjutan umum akan ditentukan dalam sebuah peraturan khusus oleh Menteri P.P .K., demikian juga segala sesuatu yang mengenai ujian untuk mencapai ijazah- ijazah tersebut. IJAZAH GURU SEKOLAH LANJUTAN VAK: . Pasal 7. Jenis dan isi ijazah guru sekolah lanjutan vak disesuaikan dengan jenis dan isi ijazah guru sekolah lanjutan umum dengan memperhatikan sifat-sifat yang khusus yang harus dimiliki oleh guru-guru sekolah lanjutan vak tersebut, yang akan diatur dalam sebuah peraturan khusus oleh Menteri P.P.K. B A B III. KETENTUAN PERALIHAN. Pasal 8. Guru~guru yang sekarang telah mengajar pada sekolah-sekolah lanjutan umum/vak dan tidak memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam peraturan ini meneruskan pekerjaannya sampai diadakan ketentuan lain. Pasal 9. Segala ijazah yang memberi hak mengajar pada sekolah lanjutan umum/vak yang telah dikeluarkan sebelum peraturan ini berlaku akan diatur kedudukannya dalam peraturan khusus oleh Menteri P.P .K. B A B IV. HAL-HAL LUAR BIASA. Pasal 10. Dalam hal-hal luar biasa Menteri P.P.K. mempunyai hak mengambil keputusan yang menyimpang dari peraturan ini . KETENTUAN PENUTUP Pasal 11. Peraturan ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar Peraturan ini diketahui oleh umum, maka diperintahkan supaya diundangkan dalam Berita Negara. Ditetapkan di Jogyakarta pada tanggal 15-8-1950. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, (PEMANGKU DJABATAN SEMENTARA) A S S A A T. MENTERI PENDIDIKAN, PENGAJARAN DAN KEBUDAYAAN, S. MA.NGOENSARKORO. Diundangkan pada tanggal 15-8-1960. MENTERI KEHAKIMAN, A. G. PRINGGODIGDO.
Webmentions
Anda dapat memberikan tanggapan atas peraturan ini dengan like, retweet/repost pada tweet yang mencantumkan tautan pada laman ini.